Aku Yakin Bisa
Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca yag budiman.
Perkenankan saya berbagi cerita dengan anda semua . Semoga cerita ini bermanfaat.
Di tahun 1996, di sebuah SMUN ( yang dulu namanya SMAN ) di Jakarta, para siswa/i sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi EBTA & EBTANAS. Di antara ratusan siswa/i di SMUN tsb, ada seorang siswi yang bernama Misteri ( bukan nama asli dan nama ini hanya fiktif, bukan yang sebenarnya ) sedang duduk termenung di bangku kelasnya. Kemudian seorang teman mendekatinya. "Kenapa Ri ? Lo sakit ?" tanya seorang teman. "Gue baik - baik aja." jawab Misteri dengan raut wajah yang tidak bersahabat. " Tapi kenapa muka lo kusam gitu?" tanya seorang teman dengan penuh penasaran. " Lo masih ingat, tadi Pak X bilang apa di kelas kita ?" tanya Misteri. ( Pak X adalah guru geografi di sekolah tsb.) " Bilang apa???? " tanya seorang teman dengan keingintahuannya yang luarrrr biasa. "Ya ampun, lo dah lupa???? Itu loh, tadi guru kita itu bilang sama kita, "Sebentar lagi kalian akan mengahadapi EBTA & EBTANAS. Jadi Bapak berharap kalian gunakan waktu kalian untuk banyak belajar. Jangan banyak makan dan tidur. Coba kalian lihat, banyak para petinggi di negeri kita ini berbadan kecil dan banyak tokoh dunia berbadan kecil karena mereka lebih banyak menggunakan waktu mereka dengan belajar dari pada tidur dan makan. Dan sebaliknya, banyak orang berbadan besar yang tidak sesukses orang berbadan kecil karena mereka hanya menggunakan waktu mereka untuk tidur dan makan saja. Coba deh lo pikir, apa itu tidak menyakitkan hati ?????" tanya Misteri dengan tangan kanannya yang memukul - mukul dadanya. Spontanitas temannya tsb tertawa terbahak - bahak mendengar celoteh dan melihat ekspresi wajah Misteri. "Hahahahaaa.... Ri, Ri,... Lo sensitif banget sih. Ngapain lo pikirin. Anggap aja itu cambuk buat lo untuk terus maju. Udah ah, kita pulang aja yuk. Dah siang nih !"Tanpa pikir panjang Misteri mengiyakan ajakan temannya itu.
Sejak kejadian itu, Mentari menghabiskan sebagian waktunya dengan belajar dan mengikuti bimbingan belajar serta aktif dalam belajar kelompok dengan teman - teman sekelasnya. Dengan diiringi doa dan semangat pantang menyerah, Misteri berhasil membuktikan pada dirinya sendiri dan tentunya pada Pak X bahwa Misteri berhasil lulus dengan nilai EBTA & EBTANAS yang memuaskan. Bahkan, Misteri berhasil meraih rangking 5 besar di kelasnya. Namun Misteri tidak cepat berbangga diri. Tak putus - putusnya dia mengucap syukur pada ALLAH SWT atas keberhasilannya ini. Bagai gayung bersambut, di saat Misteri dan temannya berjalan kearah pintu gerbang sekolah, mereka bertemu dengan Pak X. Lalu Pak X bertanya pada mereka mengenai kelulusan mereka. "Bagaimana dengan kalian, lulus tidak? Dengan wajah berbinar - binar mereka berkata "Kami lulus Pak." "Misteri hebat Pak, hasil ujian EBTA & EBTANAS dia bagus. Bahkan dia dapat rangking 5 besar di kelas." Tambah temannya. Dengan rendah hati Misteri menambahkan " Alhamdulillah Pak. Semua ini atas doa Bapak juga sebagai guru kami. Ternyata orang berbadan besar juga bisa sukses ya Pak." Misteri tersenyum sambil melirik temannya. Dengan wajah malu Pak X berkata " Ya Misteri, kamu benar.
Para pembaca yang budiman, marilah kita belajar dari cerita tsb bahwa janganlah kita meremehkan dan memandang seseorang dengan sebelah mata karena setiap orang dapat meraih kesuksesannya dengan kerja keras dan doa.
Perkenankan saya berbagi cerita dengan anda semua . Semoga cerita ini bermanfaat.
Di tahun 1996, di sebuah SMUN ( yang dulu namanya SMAN ) di Jakarta, para siswa/i sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi EBTA & EBTANAS. Di antara ratusan siswa/i di SMUN tsb, ada seorang siswi yang bernama Misteri ( bukan nama asli dan nama ini hanya fiktif, bukan yang sebenarnya ) sedang duduk termenung di bangku kelasnya. Kemudian seorang teman mendekatinya. "Kenapa Ri ? Lo sakit ?" tanya seorang teman. "Gue baik - baik aja." jawab Misteri dengan raut wajah yang tidak bersahabat. " Tapi kenapa muka lo kusam gitu?" tanya seorang teman dengan penuh penasaran. " Lo masih ingat, tadi Pak X bilang apa di kelas kita ?" tanya Misteri. ( Pak X adalah guru geografi di sekolah tsb.) " Bilang apa???? " tanya seorang teman dengan keingintahuannya yang luarrrr biasa. "Ya ampun, lo dah lupa???? Itu loh, tadi guru kita itu bilang sama kita, "Sebentar lagi kalian akan mengahadapi EBTA & EBTANAS. Jadi Bapak berharap kalian gunakan waktu kalian untuk banyak belajar. Jangan banyak makan dan tidur. Coba kalian lihat, banyak para petinggi di negeri kita ini berbadan kecil dan banyak tokoh dunia berbadan kecil karena mereka lebih banyak menggunakan waktu mereka dengan belajar dari pada tidur dan makan. Dan sebaliknya, banyak orang berbadan besar yang tidak sesukses orang berbadan kecil karena mereka hanya menggunakan waktu mereka untuk tidur dan makan saja. Coba deh lo pikir, apa itu tidak menyakitkan hati ?????" tanya Misteri dengan tangan kanannya yang memukul - mukul dadanya. Spontanitas temannya tsb tertawa terbahak - bahak mendengar celoteh dan melihat ekspresi wajah Misteri. "Hahahahaaa.... Ri, Ri,... Lo sensitif banget sih. Ngapain lo pikirin. Anggap aja itu cambuk buat lo untuk terus maju. Udah ah, kita pulang aja yuk. Dah siang nih !"Tanpa pikir panjang Misteri mengiyakan ajakan temannya itu.
Sejak kejadian itu, Mentari menghabiskan sebagian waktunya dengan belajar dan mengikuti bimbingan belajar serta aktif dalam belajar kelompok dengan teman - teman sekelasnya. Dengan diiringi doa dan semangat pantang menyerah, Misteri berhasil membuktikan pada dirinya sendiri dan tentunya pada Pak X bahwa Misteri berhasil lulus dengan nilai EBTA & EBTANAS yang memuaskan. Bahkan, Misteri berhasil meraih rangking 5 besar di kelasnya. Namun Misteri tidak cepat berbangga diri. Tak putus - putusnya dia mengucap syukur pada ALLAH SWT atas keberhasilannya ini. Bagai gayung bersambut, di saat Misteri dan temannya berjalan kearah pintu gerbang sekolah, mereka bertemu dengan Pak X. Lalu Pak X bertanya pada mereka mengenai kelulusan mereka. "Bagaimana dengan kalian, lulus tidak? Dengan wajah berbinar - binar mereka berkata "Kami lulus Pak." "Misteri hebat Pak, hasil ujian EBTA & EBTANAS dia bagus. Bahkan dia dapat rangking 5 besar di kelas." Tambah temannya. Dengan rendah hati Misteri menambahkan " Alhamdulillah Pak. Semua ini atas doa Bapak juga sebagai guru kami. Ternyata orang berbadan besar juga bisa sukses ya Pak." Misteri tersenyum sambil melirik temannya. Dengan wajah malu Pak X berkata " Ya Misteri, kamu benar.
Para pembaca yang budiman, marilah kita belajar dari cerita tsb bahwa janganlah kita meremehkan dan memandang seseorang dengan sebelah mata karena setiap orang dapat meraih kesuksesannya dengan kerja keras dan doa.
Komentar
Posting Komentar